Matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta, dibalik pintu musholah Al-Maghfiroh suara burung semakin ramai menjemput pagi, beberapa ekor bajing melompat di dahan-dahan yang tinggi, dalam suasana yang asri khas desa Patuanan, terketuk hati ini untuk berziarah kepada pelaku sejarah.
Makam Syeh Nur Jati - Patuanan |
Teringat Dalam dongeng selepas duha, Hajah Siti Saebah menuturkan dengan perlahan tentang sejarah desa, dan pelaku sejarah yang ada di dalam cerita. Potongan Kisah Buyut kawad, Buyut Binayu dan Syeh Nurjati tak luput dari pengamatan dan konon katanya buyut-buyut tersebut dikebumikan di Blok Kamis Dukuh Duwur Desa Patuanan.
Tak sabar kaki ini untuk melangkah, dalam perjalanan uwa lan mimi sang oriundi (pribumi) tersebut pun melanjutkan kisah ; Hukum berziarah adalah mustahab (dianjurkan), dulu diawal perjalanan agama islam Nabi Muhammad SAW melarang untuk menghindarkan umat dari kesyirikan.
Makam Syeh Nur Jati - Patuanan |
The First Destination, Perjalan Spiritual terhenti sejenak di depan gubuk tua yang sudah lapuk termakan usia, daun bambu berguguran secara perlahan di depan pintu bangunan renta tersebut. Dengan cara membungkuk nampak terlihat uang logam di pintu masuk. sambutan mystical atmosphere terlihat dari lintingan rokok kelobot, kain putih yang menjuntai, tikar usang yang terkoyak dan aroma bunga yang semerbak. Teriring salam dan lantunan do'a untuk Syeh Nurjati di dalam pembaringan. Konon "burial plot" Syeh Nurjati tidak hanya di Dukuh Duwur Patuanan, tapi juga ada di kota wali Cirebon. Wallahu a'lam
Sungai Perbatasan Patuanan - SIndanghaji |
Bangunan "The Final Resting Place" yang masyhur dari seorang buyut perempuan mulai nampak, keramik putih yang retak dan berwarna kecoklatan, menyambut pandangan mata. Disamping Maqaam mbah buyut terdapat bongkahan pohon yang tak berbentuk sempurna berwarna coklat kehitam-hitaman. Taburan bunga yang masih segar dan beraroma semerbak menambah suasana kekhusuan di area sekitar pemakaman.
Beberapa sepuh kami menceritakan katanya Buyut Binayu berasal dari cirebon, buyut yang berperawakan tinggi besar dan berparas rupawan ini, bermahkotakan emas dan berasesoriskan kemilauan emas yang menghiasi seluruh pakaian dan anggota badan. Buyut yang mampu untuk berperang dengan ilmu kanuragan yang dimiliki dan senjata cuku manik kesugihan yang ada dalam genggaman.
Potongan kisah melantunkan ; ketika Buyut binayu berperang dengan Buyut godo bener, banyak emas yang terlepas berhamburan dan kemudian tercecer, cerita emas buyut binayu masih terdengar sayup-sayup hingga saat ini. Kebon wa astikem menjadi tempat the seeker emas-emas buyut binayu yang tercecer.
Hadirin yang baik, seteguk wedang putih cukup menghilangkan rasa dahaga tentang cerita para pelaku sejarah, kaki yang mulai lelah dan tergores nakalnya rumput ilalang, menghantarkan kisah hari ini dicukupkan sampai disini. Wassalam
Baca Juga : Sejarah Patuanan, Resep Sukses Secara Finansial dan Spiritual, Desa Berbasis Multi Media
Area Pemakaman Buyut Binayu - Patuanan |
Potongan kisah melantunkan ; ketika Buyut binayu berperang dengan Buyut godo bener, banyak emas yang terlepas berhamburan dan kemudian tercecer, cerita emas buyut binayu masih terdengar sayup-sayup hingga saat ini. Kebon wa astikem menjadi tempat the seeker emas-emas buyut binayu yang tercecer.
Makam Buyut Binayu - Patuanan |
Baca Juga : Sejarah Patuanan, Resep Sukses Secara Finansial dan Spiritual, Desa Berbasis Multi Media