Disuatu senja dibulan safar, terdengar kicauan syahdu dari balik sangkar. Beragam jenis burung nampaknya saling berlomba menarik hati tuannya. Dari teras rumah saya melihat. Bapak dan anak nampak begitu padu, ngopeni berbagai jenis burung bernilai jual tinggi itu. Ya, mereka adalah juragan burung terbesar di dukuh bewok, sebuah pilihan karir yang ditekuni dan mulai berfikir untuk diwarisi.
Dalam ritual memanjakan peliharannya. Sang bapak memberikan wejangan pada anak bungsunya tersebut ; " Cung, Ada dua keputusan yang paling krusial dalam menentukan nasib hidup kita. Yang pertama dengan siapa kita menikah. Yang kedua, profesi apa yang kita pilih sebagai pekerjaan. Jikalau kacung tepat dalam menentukan dua keputusan tersebut, niscaya hidup kacung akan basah kuyup dengan roman kebahagiaan"
Dengan wajah berbinar si bungsupun tersenyum sembari mengangguk. Keputusan mengenai profesi karir mungkin lebih menentukan. Sebab jika salah jalur dalam memilih profesi, kita mungkin akan terjebak dalam lost opportunities, hingga berpuluh-puluh tahun lamanya dan kelak ketika memasuki masa tua, kebingungan akan melanda akan nasib kehidupannya. Dirasa bakal bebani anak lan putu.
Mayoritas para pemuda desa Patuanan lebih memilih jalur karir sebagai wirausahawan yang dilatarbelakangi oleh occupational interest atau bahasa sederhananya adalah kecenderungan untuk lebih menyukai satu jenis karir atau pekerjaan atau juga posisi tertentu. Preferensi ini lazimnya dipengaruhi oleh personality (kepribadian) dan juga lingkungan disekitarnya.
Contohnya dapat dilihat dari seorang driver (supir) kawakan di desa Patuanan. Faktor gen yang uplek dan melekat pada anak, lahirlah generasi driver junior yang mewarisi profesi bapaknya. Adapun seorang bocah yang dibesarkan oleh keluarga penjual bala pecah di permai ataupun kelapa gading akan memilih berkarir sebagai saudagar yang mengibarkan bendera Patuanan dibelantara ibu kota.
Alangkah idealnya jika pilhan karir yang diambil benar-benar sesuai dengan passion atau occupational interest yang dimiliki. Dengan begitu, akan ada kesempatan untuk menjadi pribadi yang amat mencintai pekerjaannya. Sebab sedulur juga mungkin tahu, pribadi yang mencintai pekerjaannya akan jauh lebih produktif dan sukses.
Sebaliknya, jika pekerjaan dipaksakan tidak sesuai dengan passion atau kegairahan dengan apa yang sedang ditekuni saat ini, maka sedulur akan terperangkap dalam career crisis. Inilah fase kehidupan yang berlumuran kebetean, kegalauan, keletihan terhadap beban rutinitas pekerjaan yang tidak disenangi.
Seorang bapak yang mengajarkan anaknya untuk menjadi seorang juragan blekotrekan dan berharap sometime anaknya menjadi pewaris kerajaan bisnis orang tuanya. Tapi sang bocah lebih memilih bermain disawah, keklektoran, kotor-kotoran, seneng dengan cangkul, arit dan badik Sedulur mungkin sudah menebak kemanakah arah kaki sang anak akan memilih lajur karirnya?
Terkadang sang ayah terlalu memaksakan, seorang anak yang passion-nya tertuju pada dunia pertanian disuguhi dagangan dan beragam macam perabotan, hasilnya mungkin bisa ditebak. Dagangannya may be akan ludes tanpa sisa tapi hasil penjualannya tak tahu raib entah kemana.
Sejenak kita tinggalkan segala rutinitas yang ada untuk menunaikan enam rakaat di waktu duha, dalam perenungan kita panjatkan segala keluh kesah kepada sang pencipta. sembari berbisik lembut dengan untaian kalimat do'a-do'a yang khusu dan tawadhu.
Baca Juga :