BREAKING

Senin, 09 Februari 2015

Memetik Hikmah di Balik Musibah

"Memetik hikmah di balik musibah" adalah sebuah kata-kata indah pelebur rasa pahit yang menghujam sukma dan raga ketika terkena sebuah cobaan. Di pagi hari ini saya akan mengajak sedulur sedaya untuk menyelami sebuah kalimat indah yang berbunyi "memetik hikmah di balik musibah" ; Apakah sarat akan makna ataukah hanya sekedar kata-kata :) Monggo dibaca !
Memetik Hikmah di Balik Musibah
Guyuran rahmat berupa hujan sebenarnya sudah disiapkan penampungnya oleh Allah SWT yang berupa tangki-tangki air berupa gunung, pepohonan, tanah, sungai, danau, rawai dan lain sebagainya seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an beberapa kali.

Namun sebuah ekosistem yang saling memelihara ternyata ternodai oleh human error yang tak bertanggung jawab. Tangki-tangki yang available (seng ana) perlahan dirusak karena implikasi gaya hidup yang jauh dari ajaran agama. Daerah resapan dirubah menjadi bangunan, sehingga mudah ditebak apa dampak dari pembangunan yang tak berimbang dengan pemeliharaan alam.

Hujan terkadang menjadi adzab bagi penghuni jagat alam raya ini, seperti banjir bandang yang mampu menggulung dan meluluhlantahkan. Beragam tafsir tentang hujan, bisa jadi bagi sebagian orang bisa mendatangkan manfaat, seperti yang terjadi pada seorang tukang service yang omzetnya menjulang seiring meningkatnya jumlah pelanggan.

Penjual mesin pompa semakin dicari dan jasa mekanik kendaraan semakin dibutuhkan. Disisi lain mungkin menjadi mudharat tapi disisi lain bisa menjadi manfaat bagi sebagian orang. Tidak salah apa yang dikatakan oleh Jalaludin Ar Rumi "Ular bagi ular adalah kehidupan, Namun ular ini bagi manusia adalah kematian, Karena itu tiada keburukan mutlak dialam semesta, ketahuilah keburukan nisbilah yang ada di alam semesta".

Banjir bermanfaat untuk sebagian kecil orang akan tetapi sebagian besar bagi mereka merupakan suatu bencana. Begitu juga fenomena alam lainnya. Jadi semua masih menjadi tanda tanya besar, apakah banjir yang ada saat ini menjadi rahmat ataukah laknat bagi penduduk bumi itu sendiri. Wallahu alam bishowab

Baca Juga :
Napak tilas Bahasa Jawa Desa Patuanan #All about Patuanan
Desa Agraris Terancam Tanpa Pewaris
Inspirasi Resolusi dengan sentuhan tekhnologi
Usaha Sekotlet dari Hobi hingga menjadi Profesi
A Message sepotong cerita dibalik nikmatnya bubur sura

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

About ""

Maturnuwun sudah berkunjung di Blog Desa Patuanan, Silahkan barang kali ada yang ingin sedulur disampaikan (Poskan komentar > tinggalkan komentar > publikasikan) dan Ikuti (G+) Man Behind The Blog. Mksh.
Comments
0 Comments
 
Copyright © 2014 Desa Patuanan
Design by FBTemplates | BTT