Sedulur, cobalah untuk berhenti sejenak untuk menerawang langit di desa Patuanan, sore ini ; awan menghitam menggelayut di cakrawala dan burung-burung mungil berterbangan menyisir senja. Mega menjadi mendung namun sepertinya hujan tak jua beranjak turun.
Angin bertiup menderu-deru, pepohonan yang biasanya terdiam perlahan-lahan bergerak tersapu gerak angin yang tak menentu, dari jalanan yang biasa saya lewati, terlihat bapak dan ibu tani dengan mimik wajah yang resah tengah melihat padinya terhempas oleh angin.
Lintas Sawah : Blok Selasa-Blok Rabu Desa Patuanan |
Sang bapak tani yang bertelanjang dada sembari membawa cangkul dipundaknya, memegang erat tangan sang istri untuk menepi digubuknya yang lapuk. suara gesekan kayu yang termakan usia menyulut jantung ini berdebar begitu kencangnya, akan tetapi kedua pasangan suami istri ini nampak cool, calm and confident dengan kondisinya pada saat itu.
Dalam senyap kemudian sohib saya berbisik dengan pelannya "lamun gendenge brusut trus kena endas kapriwen ya? lamun kayu tiba terus nyenggol awak kapriwen maning kungkuh ya? duh gusti mengkenen temen rasane ya" [klik - translite] :D sambil ngelus dada, sakitnya tuh disini (meureun).
Rintik-rintik hujan mulai membasahi gubuk yang kami singgahi, masih dalam perasaan yang was was yang ingin lekas untuk bergegas pergi tapi apalah daya hujan makin deras saja. Pak tani yang simplicity ini menyalakan korek dan mengeluarkan lintingan rokok klobot. Asap mulai mengepul pak tani beserta istri duduk anteng dikursi bambu.
Sahabat saya makin merasa resah dan gelisah, mungkin dalam bathinnya berbisik ingin membelah hujan ; terlihat pandangannya yang kosong tertuju pada bebek biru yang basah kuyup dan tergenang lumpur pesawahan. Saya hanya bisa tersenyum melihat tingkah polah sahabat saya. Dalam keheningan senja dan tetesan air hujan saya membuka percakapan untuk mengusir rasa bosan dan kesunyian.
Dengan logat jawa khas wong patuanan, percakapan mengalir begitu saja ; membahas tentang desa Patuanan, mulai dari yang lagi ngehits di patuanan, sejarah patuanan yang beliau ketahui, pemerintahan desa, edukasi tentang dunia pertanian, Laga final di palembang, persib maung bandung, hingga mengenang almarhum kuwu yang menjadi kebanggaan (aan subhan).
Alunan musik alam menemani dialog wong ndeso di gubuk lapuk, volume air yang turunpun perlahan mulai berkurang ; senyum sahabat saya mulai mengembang dan bergegas memeluk bebek biru yang seolah kedinginan, saya dan kawan kemudian beranjak pamit undur diri kepada the couple farmer yang baik hati.
Insert : Gubuk Curhat |
Alunan musik alam menemani dialog wong ndeso di gubuk lapuk, volume air yang turunpun perlahan mulai berkurang ; senyum sahabat saya mulai mengembang dan bergegas memeluk bebek biru yang seolah kedinginan, saya dan kawan kemudian beranjak pamit undur diri kepada the couple farmer yang baik hati.